Semoga Cepat Pulih

Aku ingin telinga untuk membagikan cerita kepada setidaknya satu jiwa, sebagaimana aku berbicara dengan diriku sendiri.

Salvia
2 min readSep 4, 2024

Pada setiap jiwa, tersimpan luka yang tak terjamah kata. Bekas luka batin yang terukir samar, namun terasa begitu nyata. Rasa sakit, kekecewaan, dan kesedihan menjadi tamu tak diundang yang terus menghantui.

https://id.pinterest.com/pin/2533343533744412/

Semakin lama terjaga dalam kegelapan, semakin gelap pula hati kita.

Kita sering memilih keheningan sebagai benteng pertahanan. Takut akan penolakan dan penilaian, kita memilih untuk menyembunyikan luka batin.

Namun, kegelapan yang kita ciptakan justru menjadi tempat bagi luka itu tumbuh subur. Semakin kita berusaha menyembunyikannya, semakin dalam akarnya menghunjam.

Aku pernah bertemu dengan seseorang yang ceria. Kehadirannya seperti oase di tengah gurun. Namun, di balik semangatnya, tersimpan api kesedihan yang membakar jiwanya.

https://id.pinterest.com/pin/844493662794092/

Dia pernah mengungkapkan, “Ada banyak hal yang tidak bisa aku bagikan.” Saat itu, aku menyadari bahwa setiap jiwa memiliki taman luka dan duka bersemayam.

Kita semua pernah merasakan sakit hati. Luka batin itu seperti retakan yang sulit hilang. Namun, di setiap retakan yang timbul, tersimpan benih kekuatan baru.

Sayangnya, kita seringkali menutup mata terhadap retakan itu, takut akan penilaian orang lain.

Sebenarnya dengan membicarakannya, kita bisa mulai menerima kenyataan dan belajar untuk hidup dengan luka tersebut. Ketika kita berani mengungkapkan kelemahan kita, kita justru akan merasa lebih dekat dengan orang lain.

Aku berharap kita menemukan jiwa yang sefrekuensi. Seseorang yang menjadi cermin bagi dirimu, yang memahami kedalaman jiwamu. Seseorang yang memilih untuk berjalan bersamamu, bukan karena terpaksa, tapi karena tulus mencintaimu.

Dan aku berharap kita semua dapat menemukan keberanian untuk membicarakan hal-hal yang telah lama kita pendam. Untuk menemukan tempat yang aman untuk berbicara, di mana kita dapat menjadi diri kita yang sebenarnya tanpa takut akan penilaian. Dengan demikian, kita bisa mulai menyembuhkan diri, bahkan dari luka-luka yang terdalam.

--

--